Blog ini dibuat untuk memenuhi salah satu proyek mata kuliah Optoelektronika dengan dosen pengampu Bapak Apit Fathurohman, S.Pd. M.Si

Sabtu, 09 Mei 2015

Pemasangan Fiber Optik

Cara Sambung Manual Kabel Optik dengan Karter

Tutorial cara menyambung kabel optik menggunakan SPLICER

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Cara Membuat Laser Alarm Sederhana

Contoh Alarm Sensor Cahaya + Laser

cara membuat Powerbank dari batre laptop bekas

cara membuat Powerbank dari batre laptop bekas

cara membuat Powerbank dari batre laptop bekas

Cara membuat laser pembakar

KOMPONEN DALAM RANGKAIAN SENSOR CAHAYA

Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya diantaranya Light Dependent Resistor / LDR, Photodiode/ dioda foto, dan Photo Transistor / Foto Transistor. Untuk lebih jelasnya mengenai cara / prinsip kerja nya, mari kita simak penjelasannya berikut :
a.    Sensor Cahaya LDR
Photoresistor/ Foto Resistor pada dasarnya merupakan suatu resistor yg memiliki nilai resistensi (dlm ohm) bergantung kpd sedikit-banyaknya cahaya yg jatuh dipermukaan sensor tersebut. Cara kerja LDR adalah pada malam hari karena tidak terkena cahaya menyebabkan resistensinya menjadi bertambah besar, sebaliknya resistensinya menjadi kecil apabila kena cahaya pada siang hari. LDR pada umumnya berkombinasi dgn sejumlah transistor hingga membentuk rangakaian lampu yang otomatis. Sangatlah beruntung bagi kita karena untuk membaca nilai dari resistor cahaya tersebut, tidak diperlukan suatu kode khusus.



b.    Sensor Cahaya Photodioda
Photodioda atau bisa juga disebut dioda foto adalah semacam komponen dioda yg berfungsi sebagai pendeteksi cahaya. Sama juga dengan dioda lainnya, komponen jenis ini juga punya P-N, bedanya cuma lebih dibuat untuk lebih sensitif kepada cahaya. Photodioda ini dipengaruhi jenis-jenis cahaya tertentu, misalnya saja adalah sinar x; cahaya matahari; infra merah; bahkan sampai ultra ungu. Fungsi foto dioda ini juga bermacam-macam, contohnya bisa kita gunakan untuk mengukur cahaya suatu digital kamera; sensor pada alat-alat medis; bisa juga untuk menghitung secara otomatis jumlah kendaraan yang lewat di jalan tol.


c.       Phototransistor
Phototransistor bila diartikan secara sederhana adalah komponen jenis transistor bipolar yg memakai junction / kotak base collector sebagai permukaan agar dapat menerima cahaya, dengan demikian maka komponen ini dapat berfungsi sebagai sensor cahaya. Komponen ini mempunyai kelebihan dalam hal sensitifitas jika dibanding dgn photodioda. Sebabnya karena pada Phototransistor, elektronnya adalah hasil dari foton cahaya dikaki kotak yg peng-injeksiannya kebagian base transistor dan selanjutnya diperkuat pada kolektronya yaitu kaki C. Namun hal ini juga menimbulkan kekurangan, yaitu tanggapan terhadap cahaya menjadi lebih lambat bila dibanding photodioda. Demikian, moga berguna ya sedikit ulasan mengenai sensor cahaya ini.


PHOTODETECTOR

Photodetektor Cahaya atau biasa disebut juga dengan “sensor cahaya”  adalah adalah sensor yang membuat kita dapat melakukan pendeteksian cahaya, terus melakukan perubahan terhadapnya jadi sinyal listrik dan dipakai dalam sebuah rangkaian yg memakai cahaya sbg pemicunya. Atau lebih singkatnya, photodetektor adalah alat yang menerima cahaya kemudian merubah variasi-variasi daya optik menjadi variasi arus listrik.
Sensor photo dioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor photodioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor, dimana yang biasa dipakai adalah Silicon (Si), Gallium Arsenide (GaAs), Timah Sulfide (PBS) dll. Bahan-bahanini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.
Dioda foto adalah jenis dioda  yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik.Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak , ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
Jenis sensor peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Phototransistor ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan Photodioda .Hal ini disebabkan karena elektron  yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto. Photodioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density (Dp).
Prinsip kerja Photodioda ialah ketika sebuah photon (satusatuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian darikisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebutdidalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
 Prinsip kerja photodioda : 
-          Cahaya yang diserap oleh photodiode 
-          Terjadinya pergeseran foton 
-          Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi 
-          Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber 
-          Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur. Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas. Dari rentang tanggapan itu, sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya infra merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 µm. Kurva tanggapan sensor photodioda ditunjukkan pada gambar berikut. Kurva Tanggapan Frekuensi Sensor Photodioda Sensor photo dioda,photodioda,Sensor photodioda,photodetector,Kurva Tanggapan Frekuensi Sensor Photodioda,Hubungan Keluaran Photodioda Dengan Intensitas Cahaya Hubungan antara keluaran sensor fotodioda dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier.
Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada gambar berikut.


Sebagai contoh aplikasi phot dioda dapat digunakan sebagai sensor api. Penggunaan sensor photodioda sebagai pendeteksi keberadaan api didasarkan pada fakta bahwa pada nyala api juga terpancar cahaya infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang karena cahaya infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan cahaya infra merah dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari nyala api yang sampai ke tubuh kita.

PENEMU TOUCH SCREEN

George Samuel Hurst


George Samuel Hurst (Sam) (lahir 13 Oktober 1927 di Bell County, Kentucky - meninggal 4 Juli 2010) adalah seorang ahli Fisika, Dia memegang lebih dari tiga puluh paten, menulis banyak makalah teknis, dan menemukan komputer layar sentuh pertama.

Dia terdaftar di Berea College di usia 15 dan mendapat gelar BA dalam fisika pada tahun 1946. Dia melanjutkan untuk mendapatkan MS dalam fisika dari University of Kentucky pada tahun 1948 dan bergabung dengan Oak Ridge National Laboratory (ORNL).

Sam bekerja sebagai peneliti di Divisi Fisika Kesehatan, di mana ia membuat banyak kontribusi besar, terutama dalam dosimetri neutron dan spektroskopi, ditambah berbagai kontribusi yang signifikan dalam instrumentasi dan analisis lapangan. Ketika bekerja di ORNL, ia melanjutkan karir akademis di University of Tennessee dan menerima gelar PhD pada tahun 1959. Dia pergi ke Jepang dengan rekan-rekan untuk mempelajari efek penyakit laten dan tingkat kematian dari korban bom atom.

Pada akhir tahun 1960 Sam menjabat sebagai profesor fisika di University of Kentucky. Kembali ke ORNL, karir Hurst mengambil arah baru yang menarik ke dalam spektroskopi berbasis laser ultra-sensitif.

Sam meninggal 4 Juli 2010, satu hari setelah mengamati ulang tahun pernikahan ke-62 dengan seumur hidup istri dan sahabat, Betty P. Hurst. Selain istrinya, Mr Hurst meninggalkan seorang putranya, Donald E. Hurst dan istri, Linda, anak perempuannya, Karen Popham dan suami, Mike; saudara perempuannya, Sadie Robbins, tiga cucu, Erika Thum dan suami, George, Yosua Hurst dan istri, Kati, dan Abby Hurst, dan besar-cucu, Rachel Thum.

Penemuan Layar Sentuh

Pada tahun 1974 touchscreen pertama sesunggunya yang telah dilengkapi dengan permukaan transparan dikembangkan oleh Doktor Sam Hurst dan Elographics. Pada tahun 1977 Elographics dikembangkan dan dipatenkan dengan teknologi lima-kawat resistif, yaitu teknologi touchscreen yang paling populer digunakan saat ini. Touchscreens akhirnya menjadi hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Perusahaan menggunakan layar sentuh untuk sistem kios dalam pengaturan penjualan ritel dan pariwisata, pusat penjualan, ATM, dan PDA, di mana stylus kadang-kadang digunakan untuk memanipulasi GUI dan untuk memasukkan data.

Popularitas ponsel pintar, PDA, game konsol portabel dan berbagai jenis peralatan informasi telah mendorong permintaan dan penerimaan touchscreens.

HP-150 dari tahun 1983 telah menjadi salah satu komputer paling awal di dunia touchscreen komersial. Sesungguhnya tidak memiliki touchscreen dalam artian sempit, melainkan ia memiliki tabung CRT Sony 9? yang dikelilingi oleh pemancar dan penerima infra merah, yang mendeteksi posisi setiap obyek non-transparan di layar. Awalnya touchscreens yang semula hanya bisa merasakan satu titik kontak pada satu waktu, dan hanya memiliki sedikit kemampuan untuk merasakan seberapa keras seseorang menyentuh.

Teknologi layar sentuh

Layar sentuh (bahasa Inggris touchscreen) adalah sebuah perangkat input komputer yang bekerja dengan adanya sentuhan tampilan layar menggunakan jari atau pena digital. Antarmuka layar sentuh adalah cara pengguna mengoperasikan sistem komputer dengan menyentuh gambar atau tulisan di layar itu sendiri, merupakan cara yang paling mudah untuk mengoperasikan komputer dan kini semakin banyak digunakan dalam berbagai aplikasi.

Layar sentuh banyak digunakan dalam industri manufaktur yang membutuhkan tingkat akurasi, sensivitas terhadap sentuhan, dan durabilitas yang sangat tinggi. Namun perangkat layar sentuh semakin lama semakin banyak ditemukan dalam perangkat-perangkat teknologi konsumen yang diproduksi secara massal, seperti pada komputer jinjing, pemutar musik seperti iPod Touch, Tablet, dan telepon genggam seperti iPhone atau Blackberry Storm. Hal ini dimungkinkan karena perangkat layar sentuh dapat dibuat dalam berbagai ukuran tampilan.

Layar sentuh sering dipakai pada kios informasi di tempat-tempat umum, misalnya di bandara dan rumah sakit serta pada perangkat pelatihan berbasis komputer. Sistem layar sentuh tersedia dalam bentuk monitor yang sudah memiliki kemampuan layar sensitif sentuhan dan ada juga kit touchscreen yang lebih ekonomis yang dapat dipasang pada monitor yang sudah ada. Pada tahun 1971, pertama kali “Touch Sensor” ini dikembangkan oleh Doktor Sam Hurst (pendiri Elographics) sekaligus sebagai seorang instruktur di University of Kentucky. Sensor ini disebut “Elograph,” dan telah dipatenkan oleh University of Kentucky Research Foundation. “Elograph” ini tidak transparan seperti touchscreens modern, namun demikian elograph telah menjadi tonggak sejarah yang signifikan dalam teknologi touchscreen.

Layar sentuh telah mulai berubah dengan komersialisasi dengan teknologi multi-touch. PC tablet yang digagas oleh komputer apel dan diikuti oleh merek-merek terkenal dunia lainnya telah menjadikan touchscreen multi-touch menjadi interface utama dengan berbagai kemampuan yang disediakannya.

Sebuah sistem layar sentuh terdiri atas tiga komponen dasar yakni:


  1. Panel sensor layar sentuh, yang terletak di lapisan luar tampilan dan menimbulkan aliran listrik tertentu tergantung di mana terdapat sentuhan.
  2. Pengontrol layar sentuh, yang melakukan pemrosesan sinyal yang diterima dari panel sensor, kemudian menerjemahkannya ke dalam data sentuhan yang disalurkan kepada prosesor komputer.
  3. Driver perangkat halus, yang menerjemahkan data menjadi gerakan tetikus, memungkinkan panel sensor untuk berfungsi layaknya tetikus, dan menyediakan antarmuka pada sistem operasi komputer Semua tipe layar sentuh melekat pada unit tampilannya. 

Simon, Ponsel dengan layar sentuh pertama di Dunia
IBM Simon, Business Insider.
Ponsel layar sentuh Pertama

Pada tanggal 16 Agustus 1994, IBM secara resmi meluncurkan IBM Simon Personal Communicator. IBM Simon merupakan ponsel pintar dengan sistem operasi Datalight ROM-DOS yang sudah mengusung teknologi layar sentuh.

Ponsel ini memiliki fitur: prosesor Vadem berkekuatan 16 MHz, berukuran 20cm x 6,4cm x 3,8cm dengan berat 510 gram. Harga USD 899 atau sekitar Rp. 8,6 juta dengan 2 tahun kontrak operator. Pilihan lainnya yakni membayar USD 1099 atau sekitar Rp. 10,5 juta tanpa kontrak operator.

Ponsel yang merupakan generasi smartphone pertama ini berhasil terjual sekitar 50 ribu unit selama masa penjualannya. IBM melego Simon  sampai dengan bulan Februari 1995, hanya 6 bulan saja dari sejak pertama kali diluncurkan.

Pada waktu itu Istilah smartphone belum ada padahal, ponsel buatan IBM itu pantas mendapat sebutan smartphone pertama di dunia.

ISAMU AKASAKI

Isamu Akasaki


Isamu Akasaki adalah seorang ilmuwan Jepang dan pemenang Nobel, yang dikenal atas penemuan galium nitrida (GaN) terang dan LED biru pn pada tahun 1989 dan selanjutnya kecerahan tinggi GaN LED biru juga.

Dalam Pekerjaan lain, Isamu Akasaki dianugerahi Hadiah Kyoto di Advanced Technology pada tahun 2009 dan IEEE Edison Medal pada tahun 2011. Ia juga dianugerahihadiah Nobel 2014 dalam Fisika, bersama dengan Hiroshi Amano dan Shuji Nakamura.


Karir

Isamu Akasaki lahir pada 30 Januari 1929 Chiran, Kawanabe District, Kagoshima Prefecture, Jepang. Ia lulus dari Universitas Kyoto pada tahun 1952, dan memperoleh Dr.Eng. gelar dalam elektronik dari Nagoya University pada tahun 1964. Ia mulai bekerja pada GaN berbasis LED biru di akhir 1960-an. Langkah demi langkah, ia meningkatkan kualitas kristal GaN dan perangkat struktur di Matsushita Research Institute Tokyo, Inc. (MRIT), di sana ia memutuskan untuk mengadopsi metalorganik fase uap epitaksi (MOVPE) sebagai metode yang disukai untuk pertumbuhan GaN.

Pada tahun 1981 ia memulai pertumbuhan GaN dari awal dengan MOVPE di Nagoya University, dan pada tahun 1985 ia dan kelompoknya berhasil menumbuhkan GaN berkualitas tinggi pada substrat sapphire dengan merintis suhu rendah (LT) teknologi lapisan penyangga.

GaN berkualitas tinggi ini memungkinkan mereka untuk menemukan tipe-p GaN dengan doping dengan magnesium (Mg) dan aktivasi berikutnya oleh iradiasi elektron (1989), untuk menghasilkan persimpangan pertama GaN pn biru / UV LED (1989), dan untuk mencapai kontrol konduktivitas dari tipe-n GaN (1990) dan paduan terkait (1991)dengan doping silikon (Si), memungkinkan penggunaan heterostructures dan beberapa sumur kuantum dalam desain struktur memancarkan cahaya pn lebih efisien.

Mereka mencapai emisi terstimulasi dari GaN pertama pada suhu kamar pada tahun 1990, dan dikembangkan pada tahun 1995 emisi terstimulasi pada 388 nm dengan injeksi arus berdenyut dari berkualitas tinggi AlGaN / GaN / GaInN perangkat kuantum. Mereka meverifikasi ukuran efek kuantum (1991) dan kuantum terbatas Stark efek (1997) dalam sistem nitrida, dan pada tahun 2000 secara teoritis menunjukkan ketergantungan orientasi lapangan piezoelektrik dan adanya kristal GaN non / semi-polar, yang telah memicu seluruh dunia usaha saat ini untuk menumbuhkan kristal-kristal untuk aplikasi emitter cahaya yang lebih efisien.


Nagoya University Akasaki Institute

Dari penemuan ini Profesor Akasaki mendapatkan Paten dan telah dihargai sebagai royalti. Nagoya University Akasaki Institute dibuka pada tanggal 20 Oktober 2006. Biaya pembangunan lembaga didanai dari pendapatan royalti paten ke universitas, yang juga digunakan untuk berbagai kegiatan di Nagoya University. Lembaga ini terdiri dari sebuah galeri LED untuk menampilkan sejarah penelitian / pengembangan dan aplikasi LED  biru, kantor untuk kerjasama penelitian, laboratorium untuk penelitian yang inovatif, dan kantor Profesor Akasaki di lantai paling atas keenam. Lembaga ini terletak di pusat zona penelitian kolaborasi di kampus Universitas Nagoya Higashiyama

HIROSHI AMANO : PENEMU LED BIRU YANG EFISIEN

Hiroshi Amano

Hiroshi Amano adalah seorang ahli Fisika di Universitas Nagoya, Jepang yang mendapat Penghargaan Nobel Fisika tahun 2014 bersama Isamu Akasaki dan Shuji Nakamura untuk hasil penemuan mereka dalam menciptakan sinar LED (Light-Emitting Diodes) warna biru yang efisien sebagai dasar dan sumber dari cahaya putih yang sangat terang dan hemat energi.

Amano lahir di Hamamatsu, Jepang pada tanggal 11 September 1960. Ia menerima gelar BE , ME dan DE pada tahun 1983, 1985 dan 1989, masing-masing, dari Nagoya University. Dari tahun 1988 sampai 1992, ia adalah seorang rekan peneliti di Nagoya University. Pada tahun 1992, Ia pindah ke Universitas Meijo, di sana ia menjadi asisten profesor. Dari tahun 1998 sampai 2002 Ia adalah seorang profesor. Pada tahun 2010, ia pindah ke Graduate School of Engineering, Nagoya University.

Dia bergabung dengan tim Profesor Isamu Akasaki pada tahun 1982 sebagai seorang mahasiswa sarjana. Sejak itu, ia telah melakukan penelitian terhadap pertumbuhan, karakterisasi dan aplikasi perangkat kelompok III semikonduktor nitrida, yang dikenal sebagai bahan yang digunakan dalam dioda biru pemancar cahaya. Pada tahun 1985, ia mengembangkan suhu rendah yang menyimpan lapisan penyangga untuk pertumbuhan kelompok III film nitrida semikonduktor pada substrat safir, yang menyebabkan realisasi kelompok-III-nitrida semikonduktor berbasis dioda pemancar cahaya dan dioda laser. Pada tahun 1989, ia berhasil mengemangkan tipe-p GaN dan fabrikasi pn-junction-jenis berbasis GaN UV / biru light-emitting diode untuk pertama kalinya di dunia. (Sumber: Hiroshi Amano)

PENEMU DAN PENDIRI PERUSAHAAN LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI SIEMENS

Werner von Siemens

Ernst Werner Siemens adalah seorang penemu dan industrialis Jerman. Nama Siemens telah diadopsi sebagai satuan konduktansi listrik, siemens. Dia juga pendiri perusahaan listrik dan telekomunikasi Siemens.

Werner lahir di Lenthe (sekarang bagian dari Gehrden), dekat Hannover, Jerman, pada 13 Desember 1816. Ia adalah anak keempat. Diantara saudaranya adalah adalah, Sir William Siemens, Friedrich Siemens, Carl Friedrich Von Siemens. Mereka adalah tokoh-tokoh besar yang melopori perkembangan industry listrik dan baja. Dari keempat bersaudara itu yang terkenal adalah Werner dan William.

Ernst Werner Von Siemens adalah insinyur, penemu, pengusaha industry, dan anggota parlemen. Dia menemukan proses electroplating (1842), getah perca untuk mengisolasi kabel (1847), dynamo induksi diri (1866), pengatur diferensial untuk memproduksi benda anastatik untuk memproduksi benda cetak (1844), mesin uap regenerative, kondensor dan fotometer selenium. Dia mendirikan perusahaan Siemens dan Halske (1847) di Berlin yang berkembang pesat dan menjadi perusahaan terkemuka di Eropa.

Ernst memasang system kabel telegraf dari Berlin ke Frankfurt pada 1848. Dua tahun kemudian, dia memasang kabel bawah air menghubungkan Dover di Inggris dan Calais di Perancis.

Pada 1874, cabang-cabang perusahaanya di London memasang kabel Trans-Atlantik. Tujuh tahun kemudian, dia membangun rek kereta api listrik yang pertama di dunia di Lichterfielde. Di pinggiran kota Berlin.

Pendidikan dan penemuan

Sesudah tamat sekolah di Lubeck dia masuk kedinas ketentaraan Prusia sebaga sukarelawan. Ketika itu umurnya baru 17 tahun. Di tempat ini ia dididik sebagai insinyur. Namun, ayahnya tidak mampu membiayai sekolahnya. Kemudian, dia masuk akademi militer di Berlin.

Pada 1840, ayahnya meninggal. Werrner terpaksa membesarkan dan membiayai pendidikan adik-adiknya yang berjumlah Sembilan orang. Setahun kemudian, dia mendapat pekerjaan dibengkel arteleri di Berlin. Namun, dia dijebloskan kepenjara karena terlibat dalam perkelahian antara adiknya dengan adik perwira yang lain. Selama didalam penjara ia dia menggunakan waktunya untuk mengadakan eksperimen kimia. Hasilnya, dia menemukan electroplating (1842), yaitu proses melapis (menyepuh) logam dengan arus listrik.

Beberapa bulan kemudian secara kebetulan dia melihat model awal telegraf listrik buatan Sir Charles Wheatstone (1837). Werner menyadari betapa pentingnya pesawat itu untuk komunikasi internasional. Dia segera bekerja keras untuk memperbaiki pesawat tersebut. Pihak militer segera tahu bahwa Werner sangat ahli dibidang telegraf. Maka, pada 1847 dia ditugaskan memasangkan kabel bawah tanah. Tetapi, pada waktu itu masih belum ada bahan untuk mengisolasi kabel.

Selama beberapa minggu Werner berfikir dan bekerja keras. Akhirnya dialah orang pertama didunia yang menemukan bahwa getah perca (karet) sangat baik untuk mengisolasi kabel. Pada tahun yang sama dia mengajak Johann Georg Halske, seorang insinyur muda untuk mendirikan bengkel telegraf. Kemudian, Werner mendapatkan tugas mengawasi pemasangan kabel di seluruh Jerman.

Pada 1849, Werner mengundurkan diri dari dinas militer. Dia lebih suka menjadi pengusaha di pabrik telegraf. Perusahaanya memasang kabel dari Eropa ke India melalui laut tengah.

Terlepas dari telegraf, Siemens membuat beberapa kontribusi untuk pengembangan teknik elektro. Dia membangun lift listrik pertama di dunia pada tahun 1880. Perusahaannya memproduksi tabung sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Röntgen. Dia mengklaim telah menemukan dinamo meskipun orang lain telah menemukannya sebelumnya. Pada 14 Desember 1877 ia menerima paten Jerman No 2355 untuk elektromekanis transducer "dinamis" atau lilitan bergerak, yang diadaptasi oleh AL Thuras dan EC Wente untuk Sistem Bell pada akhir tahun 1920 untuk digunakan sebagai loudspeaker.

Kehidupan pribadi

Ia menikah dua kali, pertama pada tahun 1852 dengan Mathilde Duman (meninggal 1 Juli 1867) dan kedua pada tahun 1869 dengan Antonie Siemens (1840-1900). Anak-anak dari pernikahan pertama adalah Arnold von Siemens dan Georg Wilhelm von Siemens . Anak-anak dari pernikahan kedua adalah Hertha von Siemens (1870 - 5 Januari 1939), menikah pada tahun 1899 dengan Carl Dietrich Harries, dan Carl Friedrich von Siemens .

Ernst Werner Siemens meninggal di Berlin, Kekaisaran Jerman pada 6 Desember 1892  saat berumur 75 tahun.

JEAN BAPTISTE BIOT - PENELITI EFEK CAHAYA TERPOLARISASI

Jean-Baptiste Biot

Jean-Baptiste Biot adalah seorang Fisikawan, astronom, dan matematikawan Perancis  yang mendirikan realitas meteorit, membuat penerbangan balon awal, dan mempelajari polarisasi cahaya. Biot juga menemukan mineral biotit.


Biografi

Jean-Baptiste Biot lahir di Paris pada 21 April 1774 dan meninggal di Paris pada tanggal 3 Februari 1862. Pada tahun 1794 ia mengenyam pendidikan di Lyceum Louis-le-Grand dan École Polytechnique. Biot bertugas di artileri sebelum ia diangkat sebagai profesor matematika di Beauvais pada tahun 1797. Kemudian sekitar tahun 1800 ia menjadi profesor fisika di College de France, dan tiga tahun kemudian terpilih sebagai anggota Academy of Sciences.

Pada  tahun 1804 Biot berada dalam balon udara panas ilmiah pertama bersama dengan Gay-Lussac (NNDB 2009, O'Connor dan Robertson 1997). Mereka mencapai ketinggian 7.016 meter (23.000 kaki),dalam keadaan sangat berbahaya tanpa oksigen tambahan.

Biot juga anggota Legion of Honor ; ia menjadi chevalier pada tahun 1814 dan komandan pada tahun 1849. Pada tahun 1816, ia terpilih sebagai anggota asing dari Royal Swedish Academy of Sciences. Selain itu, Biot menerima Rumford Medal dari Royal Society di bidang sifat termal atau materi optik, pada tahun 1840 (O'Connor dan Robertson 1997).

Jean-Baptiste Biot memiliki seorang putra tunggal, Édouard Constant Biot, seorang insinyur dan ahli kebudayaan Cina, lahir pada tahun 1803. Edouard meninggal pada tahun 1850.


Penelitian

Magnet - Selama hidupnya Jean-Baptiste Biot membuat banyak kontribusi kepada masyarakat ilmiah terutama dalam optik, magnet, dan astronomi. Hukum Biot-Savartdalam magnet diambil dari Biot dan rekannya Félix Savart untuk pekerjaan mereka pada tahun 1820. Dalam percobaannya mereka menunjukkan hubungan antara listrik dan magnet ; "dimulai dengan kawat vertikal panjang dan jarum magnetik beberapa jarak horizontal terpisah [ dan menunjukkan] bahwa dengan mengalirinaya dengan arus melalui kawat menyebabkan jarum bergerak "(Parsley).

Meteorit - Pada 1803 Biot dikirim oleh française Académie untuk melaporkan kembali 3000 meteorit yang jatuh di L'aigle, Prancis. Ia menemukan bahwa meteorit, yang disebut "batu" pada saat itu, berasal dari luar angkasa. Dengan laporannya, tahun 1794 Biot membantu mendukung argumen Ernst Florens Friedrich Chladni bahwa meteorit itu puing-puing dari ruang angkasa.

Polarisasi Cahaya - Biot juga melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang optik pada tahun 1815 dengan sebuah penelitian pada cahaya terpolarisasi. Dalam eksperimennya Biot mempelajari efek cahaya terpolarisasi karena menembus zat organik dan menentukan "bisa diputar searah jarum jam atau berlawanan, tergantung pada sumbu optik dari bahan" yang ringan (Molecular).

Karya Biot dalam polarisasi cahaya telah menyebabkan banyak terobosan di bidang optik. Layar kristal cair (LCD), seperti televisi dan layar komputer, menggunakan cahaya yang terpolarisasi oleh penyaring karena memasuki kristal cair, untuk memungkinkan kristal cair untuk memodulasi intensitas cahaya yang ditransmisikan. Hal ini terjadi polarisasi kristal cair bervariasi dalam menanggapi sinyal kontrol listrik diterapkan di atasnya. filter Polarizing digunakan secara ekstensif dalam fotografi untuk memotong refleksi yang tidak diinginkan atau untuk meningkatkan refleksi. (SumberWikipedia)

ILMUWAN ASAL ASIA PENEMU LED BIRU PERAIH NOBEL FISIKA

2 ilmuwan di Jepang dan 1 ilmuwan di Amerika Serikat meraih penghargaan Nobel Fisika tahun 2014, mereka berhasil menemukan cara baru yang lebih ramah lingkungan untuk menerangi dunia.

Ilmuwan yang meraih Nobel tersebut adalah:

Ketiga ilmuwan itu diberikan Penghargaan Nobel Fisika di Stockholm pada Selasa (7/10/2014) pukul 16.45 WIB.

Penemuan yang menghantarkan tiga ilmuwan itu meraih nobel adalah Light Emitting Diode (LED) biru yang merupakan sumber cahaya baru. Dengan LED biru, cahaya putih bisa diciptakan dengan cara baru yang lebih hemat energi.

Dilansir dari situs Penghargaan Nobel, panitia nobel menyatakan bahwa inovasi LED biru ini "memicu transformasi fundamental dalam teknologi penerangan." Diode merah dan hijau sudah ada sejak lama tapi tanpa LED biru, cahaya putih tak bisa tercipta.

Panitia nobel menyatakan, "Mereka sukses ketika yang lainnya gagal, Temuan mereka revolusioner. Lampu pijar menerangi kita pada abad ke-20, abad ke-21 diterangi oleh LED."

Lewat riset terpisah Akasaki, Amano, dan Nakamura menemukan LED biru pada awal era 1990-an. Inovasi mereka terus disempurnakan sehingga menghasilkan lampu LED yang kini makin efisien.

Versi terbaru lampu dengan teknologi LED biru saat ini mampu menghasilkan penerangan 300 luminasi/Watt. Terang yang dihasilkan oleh lampu itu setara dengan 16 lampu pijar dan 70 lampu fluorensens.

Dengan seperempat konsumsi listrik dunia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penerangan, maka inovasi ketiga penerima nobel ini berguna untuk menghemat sumber energi yang dipakai untuk membangkitkan listrik.

Konsumsi material untuk lampu LED biru juga lebih sedikit. Sebabnya, lampu LED biru bisa bertahan hingga 100.000 jam sementara lampu pijar hanya 1.000 jam dan lampu fluorensens 10.000 jam.

Lampu LED biru memberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup 1,5 juta orang di dunia yang hingga kini belum terjangkau penerangan. Mereka kini bisa memanfaatkan solar panel mini dengan produksi listrik kecil untuk menerangi lingkungannya. (Sumber: Kompas.com)

ADI RAHMAN ADIWOSO - PENEMU TEKNOLOGI BARU DALAM TELEPON BERGERAK BERBASIS SATELIT

Adi Rahman Adiwoso

Ir. Adi Rahman Adiwoso M.Sc adalah ilmuwan dan penemu berkebangsaan Indonesia di bidang aeronautika. ia menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada di pasaran dunia. Inovasi Adi memungkinkan komunikasi lewat telepon genggam bisa dilakukan di mana saja. Ketika jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler konvensional kehilangan sinyal, sistem telekomunikasi temuannya tetap “on”.

Adi Rahman Adiwoso lahir di Yogyakarta, 26 Juli 1953. Ia mnengenyam pendidikan tinggi di Bachelor of Science dari Universitas Purdue, Amerika Serikat (1975) dan Master of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika, Institut Teknologi California, Amerika Serikat. Ia magang di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang basisnya ada di California. Setelah 8 tahun berkerja Adi pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta. Berbekal keahliannya dia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum pernah ada di pasaran dunia. Teknologi ini memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja. Meski jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler kehilangan sinyal, sistem telekomunikasi temuan ini tetap bisa.

Lama di rantau tak menghilangkan kerinduannya pada kampung halamannya. Ia menampik tawaran green card, tiket menjadi warga negara Amerika Serikat dan memilih bekerja di negeri sendiri. Pada 1982, ia boyongan ke Jakarta. Tapi belum genap sewindu bekerja di Tanah Air, Adi memilih pensiun dini. Kecintaannya pada alam di Tanah Air membulatkan tekadnya untuk berkelana dari Ujung Kulon hingga Maumere. Sampai suatu ketika, Iskandar meminta pendapatnya tentang rencana penjualan satelit Palapa B-1 yang sudah habis masa pakainya. Satelit ”rongsokan” itu sudah ditaksir sebuah perusahaan di Amerika seharga US$ 50,000. Mendapat informasi itu, otak bisnisnya bekerja. ”Ngapain dijual. Kita jalankan saja”, kata Adi. Maka terbentuklah PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) pada 1991. Modal awalnya, dari urunan Adi dan Iskandar untuk membeli Palapa B-1. Lantas titik orbit satelit digeser ke timur, sehingga mampu mencakup pulau-pulau kecil di Pasifik. Namanya berubah jadi satelit Pasifik 1. Adi pun mulai menyetir bisnis ini. Hingga berkembang, dari ”sekadar” mengoperasikan dan menyewakan Pasifik 1, PSN kemudian melangkah ke yang lebih besar jangkauannya. Bersama timnya di PSN, keahliannya di bisnis satelit dieksplorasi lebih intensif lagi dengan mendirikan ACeS pada 1994. Di situ, PSN memegang 35% saham dan menggandeng Lockheed Martin, Philippines Long Distance Global Telecommunications (PLDT) serta Jasmine International (Thailand) sebagai mitra.

Untuk mewujudkan ambisi menciptakan sistem telekomunikasi berbasis satelit dengan teknologi GSM (global system for mobile communication), ACeS juga masuk ke Bursa Nasdaq, New York. Dengan modal US$ 750 juta, meluncurlah Garuda 1 ke angkasa. Tak lama berselang, Byru meluncur pula ke pasar. Keberhasilan Garuda 1 membuat nama ACeS berkibar. Di Tanah Air,  produk layanan PSN berkembang. Selain bermain di bisnis komunikasi satelit, PSN juga masuk ke bisnis multimedia dengan meluncurkan Multi Media Asia. Semuanya berbasis satelit. (A. Kukuh Karsadi) --- Sumber: Majalah Gatra, Edisi Khusus, Agustus 2004.


Penemuan Sistem Telekomunikasi

satelit garuda 1
Ilustrasi Satelit Garuda 1
Alat telekomunikasi bebas blank spot dan hemat tempat ini dimungkinkan berkat ide memasang satelit telekomunikasi di orbit geostationer. Di lintasan imajiner yang letaknya 36.000 km di atas permukaan bumi itulah, Adi menempatkan Satelit Garuda 1. Satelit gagasannya itu berbobot 4,5 ton yang dilengkapi dua antena payung kembar selebar 12 meter dan mampu menjangkau sepertiga kawasan dunia. Karena ukurannya cukup besar, intensitas pancaran sinyalnya juga cukup besar.

Peluncuran satelit sipil terbesar di dunia pada Februari 2000 itu mengejutkan operator telepon satelit dunia. Karena seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan di orbit rendah (600 – 1.000 km) dan menengah (7.000 – 10.000 km). Daya jangkau satelit-satelit itu terbatas. Agar dapat meliput satu belahan dunia butuh sekitar 60 satelit berorbit rendah atau 12 satelit berorbit menengah. Kelemahan lain pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak ketika itu adalah pesawatnya yang tidak praktis. Perangkat telepon bergerak yang bisa digunakan untuk berkomunikasi via satelit ukurannya besar, sebesar ransel. Untuk mengoperasikannya juga perlu stasiun bumi, berupa antena parabola berdiameter satu meter. Terobosan yang dilakukan Adi tak hanya memperluas cakupan satelit, juga memperkecil dimensi pesawat telepon bergerak berbasis satelit ini. Dengan daya pancar 10 kw, sinyal Garuda 1 bisa diterima dengan pesawat telepon genggam yang sekaligus merupakan stasiun bumi. Jaringan telepon satelit itu diberi nama Byru.

Cara kerja telepon ini sangat bergantung pada Garuda 1, yang dikendalikan fasilitas pengontrol satelit di pulau Batam. Dikota itu juga dibangun pusat kendali jaringan (network control center – NCC), yakni pengatur arus percakapan dengan panel pengaturnya. Garuda 1 mampu melayani 22.000 pembicaraan pada saat bersamaan. Selain itu, dibangun pula sebuah pintu gerbang (gateway) yang berfungsi sebagai operator lokal. Dengan Byru, pelanggan bisa menghubungi sesama telepon satelit, ke telepon GSM serta ke telepon rumah. Tiap permintaan sambungan akan dilakukan melalui satelit. Permintaan itu dianalisis oleh NCC Batam, untuk menentukan identitas penelepon dan menentukan gateway mana yang cocok dengan tujuan panggilan. Setelah itu, permintaan sambungan akan diteruskan ke telepon tujuan. Pembicaraan pun berlangsung. Semua proses itu berjalan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik.

Untuk mewujudkan gagasan itu, Adi memang tak melakukannya sendirian. Meskipun Garuda 1 dibuat oleh Hughes Aircraft (dimana Adi pernah bekerja), Amerika Serikat dan R190 dibuat Ericsson, Swedia, rancangannya dibuat sendiri oleh Adi dan timnya di PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), yang didirikan Adi dan Iskandar Alisjahbana pada tahun 1991. Bersama guru besar dan mantan Rektor ITB itulah, lahir Byru dan Pasti – merek dagang sistem telepon satelit buatan PSN. Tanpa keberanian memasarkan sendiri, bisa jadi temuan telepon satelit geostationer itu cuma jadi prototipe di laboratorium. Atau menjadi barang milik perusahaan asing yang mampu memodali temuan tersebut. Dengan perangkat telekomunikasi PSN ini, Byru, Pasti (Pasang Telepon Sendiri) dan jasa internet Bina (Balai Informasi Nusantara), penduduk-penduduk daerah yang tak terjangkau jaringan telepon kabel dan nirkabel lainnya tetap bisa bertelepon dan menjelajah informasi lewat internet. Pada akhir tahun 2003, PSM mengklaim telah membebaskan 2.975 desa di 40 kabupaten di Indonesia dari isolasi telekomunikasi dengan perangkatnya yang berbasis satelit.

SHUJI NAKAMURA : PENEMU LED BIRU

Shuji Nakamura

Shuji Nakamura adalah seorang profesor Jepang-Amerika di Departemen Material dari College of Engineering, University of California, Santa Barbara (UCSB). Ia dianggap sebagai penemu LED biru, sebuah terobosan besar dalam teknologi pencahayaan. Bersama denganIsamu Akasaki dan Hiroshi Amano, dia adalah salah satu dari tiga penerima Hadiah Nobel 2014 untuk Fisika "untuk penemuan dioda biru sebagai pemancar cahaya yang efisien, sebagai dasar dan sumber dari cahaya putih yang sangat terang dan hemat energi.


Karir

Nakamura lulus dari University of Tokushima pada tahun 1977 dengan gelar B. Eng. dalam rekayasa elektronik, dan memperoleh M.Eng. gelar dalam subjek yang sama dua tahun kemudian, setelah itu ia bergabung dengan Perusahaan Nichia, juga berbasis di Tokushima. Saat bekerja untuk Nichia, Nakamura menemukan kecerahan tinggi galium nitrida (GaN) LED biru terang pertama yang brilian, ketika sebagian dikonversi menjadi kuning oleh lapisan fosfor, adalah kunci untuk pencahayaan LED putih, yang mulai diproduksi pada tahun 1993.

Sebelumnya, JI Pankove dan rekan kerja di RCA mencoba dengan berbagai upaya, namun tidak berhasil membuat GaN berharga LED pada tahun 1960. Masalah utama adalah sangat sulitnya membuat tipe-p GaN. Nakamura menarik pada karya kelompok Jepang lain yang dipimpin oleh Profesor Isamu Akasaki, yang menerbitkan metode mereka untuk membuat kuat tipe-p GaN dengan iradiasi elektron-beam dari magnesium-doped GaN. Namun, metode ini tidak cocok untuk produksi massal dan fisika yang tidak dipahami dengan baik. Nakamura berhasil mengembangkan metode anil termal yang jauh lebih cocok untuk produksi massal. Selain itu, ia dan rekan-rekan kerjanya melakukan penelitian fisika dan menunjukkan pelakunya adalah hidrogen, yang dipasivasi akseptor di GaN.

Pada saat itu, menciptakan GaN LED banyak dianggap terlalu sulit untuk diproduksi, karena itu Nakamura beruntung bahwa pendiri Nichia, Nobuo Ogawa (1912-2002) awalnya bersedia mendukung proyek GaN nya. Namun perusahaan akhirnya memerintahkan dia untuk menangguhkan bekerja pada GaN. Nakamura terus mengembangkan LED biru sendiri dan pada tahun 1993 ia berhasil membuat perangkat.

Ia dianugerahi gelar D.Eng dari University of Tokushima pada tahun 1994. Dia meninggalkan Nichia Corporation di tahun 1999 dan mengambil posisi sebagai profesor teknik di University of California, Santa Barbara.

Pada tahun 2001, Nakamura menggugat mantan majikannya Nichia atas bonus nya untuk penemuan, yang semula ¥ 20.000 (˜ US $ 180). Meskipun Nakamura awalnya memenangkan banding untuk ¥ 20000000000 (˜US $ 180.000.000), Nichia mengajukan banding penghargaan dan pihak menetap pada tahun 2005 untuk ¥ 840.000.000 (˜US $ 9.000.000), pada saat bonus terbesar yang pernah dibayarkan oleh perusahaan Jepang.

Nakamura juga bekerja pada LED hijau, dan bertanggung jawab untuk menciptakan LED putih dan dioda laser biru yang digunakan dalam Blu-ray Disc dan HD DVD.

Nakamura adalah seorang profesor Bahan di University of California, Santa Barbara, dan memegang lebih dari 100 paten. Pada tahun 2008, Nakamura, bersama dengan sesama profesor UCSB Dr Steven DenBaars dan Dr James Speck, mendirikan Soraa, pengembang teknologi pencahayaan solid-state yang dibangun di atas substrat galium nitrida murni.


sumber : blogpenemu.blogspot.com