Lensa Pembesar
Fungsi dan Komponen Lensa Pembesar

Lensa
pembesar atau disebut juga lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang
terdiri dari sebuah lensa cembung (lensa konvergen) yang digunakan untuk
mengamati benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas. Lensa
pembesar ditemukan oleh seorang ilmuan muslim berkebangsaan arab yakni Abu Ali
al-Hasan Ibn Al-Haitham.
Sistem Kerja Lensa Pembesar
Dalam
kehidupan sehari-hari, terkadang kita menginginkan banyak detil dari benda
kecil yang kita lihat, namun kemampuan mata normal tidak mampu untuk
menjangkaunya. Besar dan banyaknya detil dari benda yang kita lihat, bergantung
dari ukuran bayangan yang dibentuk pada retina. Ukuran bayangan pada retina ini
bergantung pada sudut yang dibentuk oleh benda pada mata. Sebagai contoh,
sebuah pensil yang dipegang pada jarak 30 cm dari mata tampak dua kali lebih
tinggi dibandingkan dengan pensil yang dipegang pada jarak 60 cm.
Hal ini
terjadi karena pada kasus pensil yang dipegang pada jarak 30 cm, sedut yang
dibentuk oleh benda pada mata dua kali lebih besar dari pada besar sudut yang
dibentuk pada posisi pensil 60 cm dari depan mata (Gambar 1 dan gambar 2).
Dengan kata lain, untuk mendapatkan detil benda yang lebih banyak, dapat
dilakukan dengan mendekatkan benda tersebut kemata agar terbentuk sudut yang
lebih besar. Akan tetapi, terdapat keterbatasan dimana mata normal manusia
hanya dapat berakomodasi maksimum pada titik dekatnya, yakni sekitar 25 cm.
Maka digunakanlah lensa pembesar untuk mengatasi keterbatasan tersebut.
Dengan
menggunakan lensa pembesar, ukuran semua benda dapat diperbesar untuk memungkinkan
benda dibawa lebih dekat kemata dan dengan demikian akan memperbesar ukuran
bayangan pada retina. Bayangan yang dihasilkan oleh lensa pembesar bersifat
maya, tegak dan diperbesar.
Pada Gambar 1,
benda dilihat pada titik dekat mata normal tanpa menggunakan bantuan lensa
pembesar. Sedangkan pada Gambar 2, benda dilihat pada titik fokus atau sebelah
dalamnya. Kemudian lensa konvergen membentuk bayangan maya, yang paling tidak
harus berada 25 cm dari mata agar mata terfokus padanya. Jika dilakukan sebuah
perbandingan antara keadaan pada Gambar 1 dan Gambar 2 maka akan terlihat bahwa
sudut yang dibuat benda pada mata jauh lebih besar ketika menggunakan lensa
pembesar
Didefinisikan
suatu besaran fisika yaitu perbesaran angular atau daya perbesaran yang
disimbolkan dengan M. Perbesaran angular adalah perbandingan sudut yang
dibentuk oleh benda pada mata ketika menggunakan lensa, dengan sudut yang
dibentuk oleh benda pada mata tanpa menggunakan bantuan lensa pada titik dekat
N dari mata (N=25 cm untuk mata normal).
Secara matematis definisi tersebut
dinyatakan dengan pernyataan berikut
Tinjauan
Beberapa Kasus Pengamatan
1. Pengamatan Lensa Pembesar dengan
Mata Tak Berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi yaitu
ketika mata rileks (untuk ketegangan mata yang kecil), bayangan yang dibentuk
lensa pembesar terletak dititik jauh. Untuk mata normal titik jauh tersebut
adalah takhingga (p’= ). Agar bayangan terletak dititik jauh tersebut,
maka benda harus diletakan dititik fokus (f)
Maka secara
matematis perbesaran angular dapat diturunkan sebagai berikut
Dalam kasus ini, mata terfokus pada
titik tak hingga dan semakin pendek panjang fokus lensa, maka semakin besar
perbesarannya
2. Pengamatan Lensa Pembesar dengan
Mata Berakomodasi Maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum
yaitu ketika mata sangat dekat dengan lensa pembesar, bayangan benda yang
terbentuk terletak dititik dekat mata (p’= -N). Maka jarak benda
dinyatakan dengan
Pada kasus
ini mata terfokus pada titik dekatnya dan perbesaran sedikit lebih besar
dibandingkan ketika kondisi mata rileks. Perbesaran untuk lensa dapat
diperbesar sedikit seperti ini dengan cara menggerakan lensa dan menyesuaikan
mata sehingga terfokus pada bayangan di titik dekat mata. Bagaimanapun kasusnya, perbesaran angular
lensa pembesar tunggal sederhana hanya terbatas sampai 2 atau 3 kali. Hal ini
dikarenakan adanya distorsi yang disebabkan oleh aberasi sferis. Aberasi sferis
adalah peristiwa ketika berkas-berkas dari titik benda yang melewati bagian
luar lensa dibawa kefokus dengan titik yang berbeda dari berkas yang melalui
pusat lensa.
Contoh Soal
Lensa konvergen dengan panjang fokus 8
cm digunakan sebagai “lup tukang emas”, yang merupakan lensa pembesar.
Perkirakan
(a) perbesaran ketika mata rileks, dan
(b) perbesaran jika mata terfokus pada
titik dekatnya N = 25 cm.
Penyelesaian :
Diketahui : f = 8 cm dan N = 25 cm
Ditanyakan : M pada (a) Mata tak
berakomodasi dan (b) Mata berakomodasi max.
Jawab :
sumber : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar