SUMBER
CAHAYA
Sumber cahaya sebagai salah satu komponen
optoelektronika merupakan perangkat yang sangat penting. Beberapa sumber yang
dapat digunakan dalam sistem optoelektronika antara lain LED (Light Emitting
Diode), laser (khususnya LD = Laser Diode). Sistem opto-elektronika bekerja pada
rentang panjang gelombang ultra violet, cahaya tampak dan hingga infra merah dekat, sehingga sumber
cahaya meradiasi photon dengan panjang gelombang dalam rentang antara λ = 0,1 µm – 20 µm. Pada bab ini dibahas tentang
sumber cahaya LED dan laser secara umum, yang banyak digunakan sebagai sumber
cahaya pada sistem optoelektonika dalam ukuran yang relatif lebih kecil
sehingga membentuk sistem yang kompa, tetapi sebelumnya akan disinggung tentang
bahan semikonduktor baik instrinsik maupun ekstrinsik serta p-n juction (
penyambungan semikonduktor tipe-p dan tipe-n ) sebagai dasar pembentukan LED
dan laser diode.
1. SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor merupakan bahan padat yang menpunyai sifat konduktivitas antara bahan konduktor
dengan konduktivitas yang tinggi dan isolator dengan konduktivitas rendah.
Konduktivitas semikonduktor bervariasi terhadap tempeatur, jumlah
ketidakmurnian dalam semikon-duktor atau berubah karena menyerap energi photon
dalam proses penyinaran cahaya. Gambar dibawah menunjukkan tingkat/pita energi
antara bahan konduktor (logam), isolator, dan semikon-duktor.
Pada konduktor logam pita konduksi hanya terisi
sebagian, seperti ditunjukkan Gambar, dan elektron dapat dengan mudah melewati
energi gap, bila mendapatkan energi dari medan luar, sehingga menghasilkan
konduktivitas yang tinggi. Sedangkan pada beberapa logam divalen, dua pita
energi tertinggi saling tumpang tindih yang menghasilkan sifat konduktivitas
yang berbeda.
Dalam isolator, pita energi konduksi tidak terisi
sedangkan pita valensi terisi penuh dengan elektron . Pemisah
antara pita konduksi dan pita valensi yang sangat besar dibanding dengan energi
termal rata-rata suatu elektron (kT). Pada temperatur ruang, kT bernilai
sekitar (1/40) eV, dengan energi gap
pada bahan isolator
≡ 4 eV,
sehingga sangat sedikit elektron yang dapat terpengaruh terhadap energi luar
dan tidak menimbulkan sifat menghantar.

Bahan semikonduktor intrinsik (tanpa
doping/ ketidakmurnian) kondisinya seperti pada isolator, pada temperatur ruang
pita konduksi kosong sedangkan pita valensi terisi penuh dengan elektron.
Bedanya pada semikondukor energi gapnya cukup kecil (sekitar 1 eV), sehingga
elektorn mudah tereksitasi karena penambahan temperatur (energi) pada bahan.
Konsentrasi elektron dalam pita konduksi sama dengan konsentrasi lubang (hole)
dalam pita valensi.
n = p = 

dengan
≡ konsentrasi
instrinsik, nilainya bervariasi secara eksponensial terhadap temperatur.

Suatu bahan semikonduktor instrinsik
bila setelah didoping dengan bahan semikonduk-tor lain yang memiliki jumlah
elektron dalam pita valensi yang berbeda, maka terjadi dominasi antara elektron
atau lubang tergantung pada dopant ( bahan untuk doping pembentuk
ketidakmurnian). Bila jumlah elektron pembawa lebih banyak dari jumlah lubang
pembawa maka semikonduktor inidikenal dengan semikonduktor tipe-n, sebaliknya
bila lubang pembawa lebih banyak dari elektron pembawa disebut dengan
tipe-p. Dalam smikonduktor yangterdoping, konsentrasi pembawa tidak sama, dan
bahan seperti ini dikatakan sebagai semi-konduktor ekstrinsik.
2. p-n JUCTION
Banyak piranti elektronika terdiri atas juction
(penyambungan) antara bahan padat baik yang sejenis maupun bahan yang tidak
sama, seperti kombinasi bahan logam dengan bahan logam, bahan logan dengan
bahan semikonduktor, bahan semikonduktor dengan bahan semikonduktor yang lain.
Dari kombinasi bahan- bahan ini dapat dikategorikan dalam beberapa jenis
junction, yakni :
a. homojunction
yaitu suatu junction yang dibentuk dari varian
tipe-p dan tipe-n bahan semikonduktor yang sama jenisnya, contohnya junction
pada pembentukan komponen elektronika seperti diode yang dibuat dari bahan
semikonduktor silikon tipe-n dan tipe-p.
b. heterojunction
Yaitu junction yang terbentuk dari bahan
semikonduktor yang berbeda jenisnya, contohnya junction antara bahan
semikonduktor GaAs dan GaAIAs pada pembentukan laser diode, atau pembuatan LED
sebagai sumber cahaya dalam sistem opto-elektronika.
c. junction logam-semikonduktor
jenis ini merupakan junction antara bahan
semikonduktor khususnya tipe-n yang dikontakkan dengan logam yang mempunyai
fungsi kerja yang lebih tinggi, contohnya logam emas yang didoping dengan
antimoni (dengan presentasi yang kecil/sedikit) dipadukan dengan bahan
semikonduktor silikon tipe-n sehingga membentuk lapisan n pada permukaan
semikonduktor. Terbentuknya lapisan n ini akan menambah sifat kontak ohmik yang
lebih baik pada bahan semikonduktor ini.
3. p-n Junction Dalam Kesetimbangan
p-n junction semikonduktor dibuat dengan
menyambungkan dua buah bahan semikon-duktor tipe-n dan tipe- p. Setelah kedua
bahan semikonduktor di-junction, maka lebih besarnya konsentrasi ketidakmurnian
dan rapat pembawa pada daerah tipe-p lebih besar dibanding pada daerah tipe-n
seperti ditunjukkan Gambar
Proses doping menyebabkan energi Fermi pada daerah
tipe-p berada antara energi pita valensi dan pita konduksi dengan posisi lebih
dekat ke pita valenai, sedangkan untuk semikonduktor ekstrinsik tipe-n dengan
jumlah elektron lebih banyak energi Ferminya lebih tinggi dibandig pada tipe-p
dan berada disekitar pita konduksi, seperti ditunjukkan Gambar. Setelah kedua
tipe semikonduktor ekstrinsik dijunction, kedua energi Fermi masing-masing tipe-p
dan tipe-n sama besarnya . Jumlah lubang dalam tipe-p lebih banyak dari tepi-n
( karena proses pembentuk semikonduktor ektrinsik/terdoping, sehingga terjadi
difusi lubang dari daerah tipe-p ke daerah tipe-n, dan sebaliknya elektron akan
berdifusi dari daerah tipe-n kedaerah tipe-p. Keadaan ini terjadi disekitar junction
kedua bahan semikonduktor, daerah ini dikenal dengan daerah deplesi. Adanya
proses difusi pada daerah junction menimbulkan medan listrik induksi atau
potensial kontak / potensial difusi
diantara dua daerah dan pita energi tipe- p
bergeser relatif terhadap tipe-n sebesar e

Potensial kontak terjadi pada daerah
transisi/deplesi. Besarnya potensial
kontak tergantung pada temperatur dan tingkat doping. Hubungan potensial kontak
dengan tingkat energi pita konduksi dinyatakan dengan persamaan
4. p-n junction di bias maju
Pada sistem p-n junction dalam
kesetimbangan, bila kedua sisi dihubungkan dengan sumber tegangan luar maka
akan timbul aliran arus dalam sistem. Kondisi ini akan terjadi bila daerah
tipe-p dihubungkan dngan terminal positif sumber tegangan dan sebaliknya daerah
tipe-n dihubungkan dengan terminal negatif. Susunan demikian ini disebut
dengan p-n
junction dibias maju,. Daerah deplesi merupakan daerah yang sangat sensitif
dibanding daerah lain, sehingga tegangan luar V akan menurunkan potensial
kontak di daerah deplesi (e(
–V)), seperti ditunjukkan Gambar .
Akibatnya semakin memperkecil potensial barrier, dan memperbesar kemungkinan
pembawa mayoritas untuk melampaui potensial barrier dan menghasilkan arus
difusi yang lebih besar dibanding arus hanyut (drift current) yang ada dalam
sistem.

5. p-n junction dibias balik
Bentuk pemberian bias yang lain pada p-n junction
adalah bias balik, yakni dengan menghubungkan daerah tipe-p dengan erminal
negatif sumber tegangan. Pemberian bias
balik mengakibatkan adanya penambahan potensial barrier pada daerah deplesi sehingga
mengurangi arus difusi yang terjadi dalam sistem. Aliran arus netto yang
terjadi pada p-n junction karena bias balik hanyalah merupakan arus hanyut yang
mengalir dari daerah tipe-n ke tipe-p. Tidak ada penambahan arus karena
pemberian tegangan.
Dari kedua macam kondisi pemberian beda potensial
pda p-n junction, dapat diperoleh grafik karakteristik arus-tegangan. Pada
posisi sistem p-n junction dibias maju, arus yang terjadi bertambah menjadi eksponensial
terhadap tegangan antara kedua daerah, sedangkan pada bias balik timbul arus
yang mencapai titik jenuh pada saat
sama dengan
kali luas penampang junction.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar