Salah
satu teknologi yang digunakan dalam membangun suatu sistem jaringan komputer
dan masih terus dalam tahap pengembangan adalah teknologi serat optik.
Teknologi serat optik dikembangkan sebagai upaya untuk terus meningkatkan
kinerja sistem jaringan komputer. Sistem jaringan komputer yang ideal adalah
suatu jaringan komunikasi yang mampu mentransfer data dalam kapasitas besar
dengan kecepatan tinggi tanpa mengalami gangguan. Teknologi serat optik
dikembangkan untuk mendekatkan diri pada tujuan ini.
Serat
optik menggunakan cahaya untuk mengirimkan informasi (data). Cahaya yang
membawa informasi dapat dipandu melalui serat optik berdasarkan fenomena fisika
yang disebut total internal reflection (pemantulan sempurna). Secara tinjauan
cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, informasi dibawa sebagai kumpulan
gelombang-gelombang elektro-magnetik terpandu yang disebut mode. Serat optik
terbagi menjadi 2 tipe yaitu single mode dan multi mode. Secara umum system
komunikasi serat optik terdiri dari : transmitter, serat optik sebagai saluran
informasi dan receiver. Pada transmitter terdapat modulator, carrier source dan
channel coupler, pada saluran informasi serat optik terdapat repeater dan
sambungan sedangkan pada receiver terdapat photo detector, amplifier dan data
processing. Sebagai sumber cahaya untuk sistem komunikasi serat optik digunakan
LED atau Laser Diode (LD).
Sejarah Perkembangan Fiber Optic
Penggunaan
cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman
dahulu, namun baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali
eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama fiber optik.
Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai
tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan
penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para
ilmuwan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototype fiber optik yang sampai
sekarang dipakai, yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas
lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an, perubahan fantastis terjadi di Asia, yaitu
ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis fiber optik yang mampu
mentransmisikan gambar.
Di
lain pihak, para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas
(fiber optik) juga mencoba untuk “menjinakkan” cahaya. Kerja keras itu pun
berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah
frekuensi tampak sekitar 15 Hertz – 1014 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi
gelombang mikro. Pada awalnya, peralatan penghasil sinar laser masih serba
besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu
sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat
cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu
itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada
banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter. Sekitar tahun
1960-an ditemukan fiber optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari satu
bagian dalam sejuta.
Dalam
bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar
listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu
semurni serat optik, dengan pencahayaan yang cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya
penghuni dasar Samudera Pasifik. Seperti halnya laser, fiber optik pun harus
melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia
sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah fiber
optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi
(kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material,
fiber optik mengalami pemurnian, dehidran (pengeringan), dan lain-lain. Secara
perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat dibawah 1 dB/km. Tahun
1980-an, bendera lomba industri fiber optik benar-benar sudah berkibar.
Nama-nama besar di dunia pengembangan fiber optik bermunculan. Charles K. Kao
diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang, muncul Yasuharu
Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT dan STL jelas punya banyak
sekali peranan dalam mendalami riset-riset fiber optik. Berdasarkan
penggunaannya, maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) dibagi menjadi 6 tahap
generasi, yaitu seperti diuraikan di bawah ini.
Generasi Pertama (mulai 1975)
Generasi Pertama (mulai 1975)
Sistem
masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari
alatencoding yang mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik,
transmitter yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang berupa LED
dengan panjang gelombang 0,87 mm, serat silika sebagai penghantar sinyal
gelombang, repeater sebagai penguat gelombang yang melemah di
perjalanan,receiver yang mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik berupa
fotodetector, dan alatdecoding yang mengubah sinyal listrik menjadi output
(misal suara).
Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi Kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya, transmitterjuga diganti dengan diode laser dan panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. dengan modifikasi ini, generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Generasi Ketiga (mulai 1982)
Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi Kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya, transmitterjuga diganti dengan diode laser dan panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. dengan modifikasi ini, generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Generasi Ketiga (mulai 1982)
Terjadi
penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang
gelombang 1,55 mm. kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya
dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm.
Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus
Gb.km/s.
Generasi Keempat (mulai 1984)
Generasi Keempat (mulai 1984)
Dimulainya
riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi
intensitas, melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah
intensitasnya masih dapat dideteksi dan jarak yang ditempuh, juga kapasitas
transmisinya ikut membesar. Pada tahun 1984, kapasitasnya sudah dapat menyamai
kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat
perkembangannya karena teknologi peranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi
masih jauh tertinggal. Tetapi, tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini
punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.
Generasi Kelima (mulai 1989)
Generasi Kelima (mulai 1989)
Pada
generasi ini, dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi
repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari
sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah fiber optik
dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode
lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi
populasi, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam
serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya, sinyal yang sudah melemah
akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan
penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap
perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik
dulu dan seterusnya, seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat
optik ini, kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembanganya
hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian, kapasitas transmisi sudah
menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
Generasi Keenam (mulai 1988)
Generasi Keenam (mulai 1988)
Pada
tahun 1988, Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton
adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang.
Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit dan
juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan
dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga
sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari
beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen
menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa lima saluran yang masing-masing
membawa informasi dengan laju 5 Gb.km/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua
kali lipat lebih banyak jika dibuatkan multiplexing polarisasi karena setiap
saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah
diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara
kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang
gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan
jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan
untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada
waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan
yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa
penggabungan ciri beberapa generasi teknologi fiber optik akan mampu
menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki
kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang
sekecil-kecilnya. Yang jelas, pada masa mendatang dunia komunikasi, tidak dapat
dihindari lagi, akan dirajai oleh teknologi fiber optik.
Struktur, Bentuk dan Macam Jenis Fiber Optik
Struktur, Bentuk dan Macam Jenis Fiber Optik
Sebagai
media transmisi yang berfungsi untuk menyalurkan data dalam bentuk cahaya, maka
serat optik harus dibuat dari semacam bahan kaca (atau plastik). m, suatu nilai
yang sangatmm sampai 125 mDiameter serat optik berkisar antara 2 kecil.
Dalam upaya untuk memperoleh kinerja yang baik, biasanya serat ultra pure fused
silika adalah bahan yang sering digunakan sebagai bahan pembuat serat optik
karena memiliki loss kecil.
Serat
optik berbentuk silinder yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian core,
cladding, dan jacket (pembungkus) (lihat gambar). Core adalah bagian terdalam
yang terdiri dari satu serat atau lebih, serat inilah yang merupakan jalur bagi
sinyal cahaya. Tiap serat dikelilingi oleh cladding dan kemudian ditutupi oleh
coating. Bagian terluar adalah jacket yang berfungsi melindungi serat optik
dari pengaruh luar, seperti kelembapan udara, abrasi dan kerusakan.
Pada
dasarnya serat optik merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen pendukung yang membentuk suatu sistem. Hal ini dikarenakan
informasi (data) yang akan ditransmisikan dalam serat optik berupa cahaya,
sehingga sebelum informasi disalurkan terlebih dahulu informasi tersebut diubah
bentuknya menjadi cahaya.
Pada
umumnya sistem transmisi serat optik terdiri tiga bagian yaitu dari sumber
cahaya, media transmisi dan detektor. Sumber cahaya adalah bagian dari sistem
yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya yang sesuai. Tugas ini
biasanya dilakukan oleh LED (Light Emitting Diode) atau bisa juga menggunakan
dioda laser, yaitu dioda yang dapat memancarkan sinar laser. Media transmisi
dijalankan oleh serat optik. Sebagai detektor digunakan photo-diode yaitu dioda
yang dapat menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang sesuai.
Penyaluran data melalui serat optik dapat digambarkan sebagai berikut: data
berupa sinyal listrik diubah menjadi cahaya yang sesuai oleh LED sebagai sumber
cahaya, kemudian cahaya berisi data tadi merambat di dalam serat optik sebagai
media transmisi menuju ke penerima berupa photodioda sebagai detektor dan
mngubah cahaya menjadi sinyal listrik yang sesuai.
Bagian Fiber Optik
Bagian Fiber Optik
Fiber
optik dibuat dari silikon dan germanium bereaksi dengan oksigen membentuk SiO2
dan GeO2.SiO2 dan GeO2 menyatu dan membentuk kaca Serat optik terdiri dari 3
bagian, yaitu :
1.
Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang
dimana pengiriman sinar dilakukan
2.
Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar
kembali ke dalam inti(core).
3.
Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.
Efisiensi dari
serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni
bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Tipe Fiber Optik
Berdasarkan
faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak
diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua type yaitu:
Single mode fiber optik
Single
mode fiber optik memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari
faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi
data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar
tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar
yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber
optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu
pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja.
Single
mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang
bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang
diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Single mode dapat membawa data
dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optiks,
tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang
sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat
membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan
multi mode.
Transmisi
data melalui single mode hanya menggunakan satu lintasan cahaya yang merambat
melalui serat. Metode semacam ini dapat menghindarkan ketidakakuratan yang
dapat terjadi dalam penyaluran data. Diameter serat yang diperlukan haruslah
cukup kecil untuk mendukung metode ini yaitu sekitar 3 – 10 mm. Cahaya yang
diperlukan haruslah cahaya dengan koherensi dan intensitas tinggi yaitu laser,
sehingga diperlukan suatu sumber cahaya yang mampu menghasilkan cahaya yang
sangat tajam (koheren dan berintensitas tinggi) yang memerlukan teknologi
tinggi.
Multi mode fiber optik
Sesuai
dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan
yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media
fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu
buah. Multi mode fiber optik merupakan teknologi transmisi data melalui media
serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya
yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di
tujuan akhirnya.
Pada
jenis ini, suatu informasi (data) dibawa melalui beberapa lintasan cahaya yang
dijalarkan melalui serat dari satu ujung ke ujung lainnya. Metode semacam ini
dapat mengakibatkan ketidakakuran data yang dikirimkan kepada penerima, karena
lintasan cahaya yang satu dapat berbeda waktu tempuhnya dibandingkan lintasan
yang lain sehingga data yang dikirim menjadi berubah ketika sampai di penerima.
Transmisi data jenis ini menggunakan diameter serat (core) sekitar 50 mm, dan
cladding sekitar 125 mm.
Sinyal
cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optik dapat dihasilkan hingga 100 mode
cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari
besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama
Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan
membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah.
Ukuran
core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100
mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada
umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan
NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.
Berdasarkan indeks bias core :
1. Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
2. Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Berdasarkan indeks bias core :
1. Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
2. Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Aplikasi Serat Optik (Fiber Optic)
Penggunaan
serat optik (fiber optic) secara umum tidak ada sampai tahun 1970 dapat saat
Corning Glass Works dapat memproduksi serat optik (fiber optic) dengan
ketipisan 20 dB/km. Sudah diakui bahwa serat optik (fiber optic) akan
memungkinkan bagi transmisi telekomunikasi hanya bila gelas bisa dibuat begitu
murni sehingga ketipisannya mencapai 20 dB/km atau kurang dari itu. Ini berarti
1% cahaya akan tersisa setelah menempuh 1 km.
Ketipisan
serat optik (fiber optic) saat ini berkisar dari 0,5 dB/km tergantung pada
serat optik (fiber optic) yang dipakai. Batas ketipisan berdasar pada aplikasi
yang dimainkan. Aplikasi komunikasi serat optik (fiber optic) telah dengan
melaju pesat, sejak pemasangan sistem serat optik (fiber optic) komersial
pertama 1977. Perusahan-perusahaan telepon sudah memulai sejak awal, mengganti
sistem kawat tembaga mereka yang lama dengan jalur serat optik (fiber optic).
Perusahaan-perusahaan telepon masa kini mengunakan serat optik (fiber optic)
diseluruh sistem mereka sebagai arsitektur tulang punggung(backbone) dan
sebagai sistem telekomunikasi telepon hubungan jarak jauh antar kota.
Perusahaaan-perusahan TV Kabel (Cable TV) yang lagi marak di masa ini juga sudah
mulai mengintegrasikan serat optik (fiber optic) di dalam sistem kabel mereka.
Jalur-jalur
utama yang menghubungkan kantor-kantor pusat kebanyakkan telah diganti dengan
serat optik (fiber optic). Beberapa provider telah mulai bereksperimen dengan
serat optik (fiber optic) ke pinggiran jalan menggunakan serat optik (fiber
optic) / hibrida koaksial. Hibrida semacam ini memungkinkan adanya intregasi
serat optik (fiber optic) dan koaksial dilokasi yang dekat. Lokasi ini, yang
disebut Node, akan menyediakan penerima optis yang mengubah implus-implus
cahaya ke sinyal elektronik. Sinyal tersebut kemudihan disalurkan ke
rumah-rumah pribadi melalui kabel koaksial.
Local
Area Network (LAN) adalah group kolektif komputer, atau sistem komputer, yang
dihubungkan satu dengan yang lain yang memungkinkan dijalankannya database atau
perangkat lunak (software) program bersama. Universitas, gedung perkantoraan
dan pabrik industri, cuma sebagian kecil saja diantara sekalian pengguna yang
memanfaatkan serat optik (fiber optic) dalam sistem LAN mereka.
Perusahaan-perusahaan listrik merupakan kelompok yang baru muncul yang mulai
memanfaatkan fiber optik dalam sistem komunikasi mereka. Hampir semua pabrik,
listik sudah memiliki sistem komunikasi serat optik (fiber optic) yang digunakan
untuk memonitor sistem jaringan listriknya.
sumber : prakom.lipi.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar