KONSEP DASAR SERAT OPTIIK
Struktur Kabel Serat Optik
Struktur
kabel serat optik secara umum dibagi atas tiga bagian yaitu :
1.
Inti
(core) : Terbuat dari bahan plastik kaca halus yang berkualitas tinggi
dan tidak mengalami perkaratan (korosi). Inti merupakan bagian utama
dari serat optik karena perambatan cahaya terjadi pada bagian inti.
2.
Selubung / kulit (cladding)
: Cladding
dilapiskan pada core sebagai selubung inti. Selubung (cladding)
ini juga terbuat dari bahan yang sama tetapi indeks biasnya berbeda dari indeks
bias inti, tujuannya agar cahaya selalu dipantulkan kembali ke inti oleh
permukaan selubungnya dan memungkinkan cahaya tetap berada di dalam serat
optik.
3.
Jaket / pembungkus (coating)
: Sekeliling inti dan selubung dibalut dengan plastik yang berfungsi untuk
melindungi serat optik dari goresan, kotoran dan kerusakan lainnya. Jaket serat
optik juga mengisolasi serat-serat lain yang berdekatan di dalam satu bundelan
jika merupakan kelompok serat, seperti terlihat pada Gambar :
![]() |
Struktur serat optik |
Jenis Serat
Jenis serat dapat dibagi menjadi dua
macam :
a. Singlemode
Serat singlemode
mempunyai ukuran diameter core yang sangat kecil yaitu sekitar yaitu
sekitar 4-10 μm dan
diameter cladding sebesar 125 μm seperti pada Gambar 2.2. Secara teori,
serat ini hanya dapat mentransmisikan sinyal dalam satu mode. Karena singlemode
hanya mentransmisikan sinyal pada mode utama, sehingga dapat mencegah
terjadinya dispersi kromatik. Serat ini baik pita frekuensi transmisi yang
lebar dan kapasitas transmisi yang besar. Oleh karena itu cocok untuk kapasitas
besar dan komunikasi serat optik jarak jauh
.
b. Multimode
Pada panjang
gelombang operasi tertentu, jika serat optik mentransmisikan sinyal dalam
berbagai mode, maka disebut serat multimode. Serat multimode biasanya
memiliki diameter core antara 50-70 μm dan diameter cladding antara
100-200 μm seperti
pada Gambar 2.3. Jenis serat ini biasanya memiliki performansi transmisi yang
buruk, bandwidth yang sempit dan kapasitas transmisi yang kecil
Transmisi Serat Optik
Pada bagian
pemancar, sinyal elektrik diubah menjadi sinyal optik oleh optoelektronik berupa
Laser Diode (LD) dan Ligth Emiting Diode (LED). Setelah melalui
serat optik cahaya tersebut akan mengalami redaman dan rugi-rugi akibat
penyambungan baik penyambungan secara mekanik maupun dengan teknik splicing,
kemudian sinyal yang berupa cahaya tersebut akan melaui receiver dan
diubah kembali menjadi sinyal elektrik oleh detektor yang terdiri dari optoelektronik
tranducer yaitu photo diode. Secara sederhana transmisi gelombang
cahaya dapat ditunjukkan seperti pada Gambar :
Dimana light-emiting
atau laser diode berfungsi sebagai pengubah menjadi sinyal optik dan
photo diode sebagai kebalikannya.
Karakteristik Transmisi Optik
Media
transmisi serat optik memiliki karakteristik untuk membedakan jenis serat otik
yang akan digunakan pada transmisi optik[3]. Beberapa karakteristik transmisi
optik diuraikan sebagai berikut :
1. Panjang
Gelombang
Salah satu
karakteristik dasar dari serat optik adalah nilai redaman sebagai fungsi dari
panjang gelombang seperti pada Gambar Pada awal penggunaan serat optik
digunakan pada daerah panjang gelombang 800-900 nm. Sejak karakteristik jenis
serat optik ditemukan panjang gelombang operasi dioperasikan pada daerah ini
dan menunjukkan redaman minimum pada kurva redaman, dan sumber optik dan photodetector
telah dapat beroperasi pada daerah ini. Daerah ini sering disebut window
I. dengan mengurangi konsentrasi impuritas ion hidroksil dan ion metalik
pada material serat, serat kemudian dibuat pada daerah redaman yang sangat
rendah yaitu pada panjang gelombang 1100-1600 nm. Spektral bandwidth ini
menunjukkan daerah long-wavelength. Dua window didefinisikan
disini, window II pada daerah sekitar 1300 nm, dan window III
pada daerah 1550 nm.
Pada daerah
1550 nm memiliki dispersi yang lebih tinggi daripada 1300 nm. Faktor dispersi
ini akan membatasi pengembangan sistem transmisi optik ini secara berarti.
Dispersi pada daerah 1300 memiliki dispersi nol dengan redaman.
serat tinggi pada daerah ini.
Sementara itu, pada daerah 1550 nm memiliki dispersi yang besar dengan redaman
yang kecil.
Dengan ditemukannya serat jenis
dispersi tergeser yang dikenal dengan Dispersion Shifted Fiber (DSF),maka
dispersi tinggi yang terjadi pada daerah 1550 nm tersebut bisa digeser sehingga
dispersi nol-nya (zero dispersion) berada panjang gelombang 1550 nm dan
redaman yang lebih kecil daripada 1300 nm tersebut.
2. Daya Output
Daya output adalah besarnya daya yang
dihasilkan dari sumber cahaya dalam satuan mW. Daya output ini bisa dihasilkan
dari LED dan laser. Penggunaan kedua sumber ini dapat dipilih berdasarkan pada
panjang gelombang operasi yang digunakan serta bit rate yang digunakan.
Daya output digunakan untuk mengirimkan informasi sehingga dapat diterima
dengan baik di penerima, sehingga Pout = Pt.
3. Attenuasi (Redaman)
Attenuasi (Redaman)
sebagai perbandingan antara daya input (Pin) optik terhadap daya output (Pout)
sepanjang serat L. redaman dalam serat optik untuk berbagai panjang gelombang
tidak selalu sama karena redaman ini merupakan fungsi panjang gelombang.
Dalam perhitungan
sinyal redaman optik sederhana, prosedur umum untuk menyatakan koefisien
redaman dalam satuan decibel per kilometre. Gambaran parameter ini
dengan α, dinyatakan
dalam Persamaan :
dimana :
α = redaman (db/km)
Pin = daya terima (mW)
Pout = daya kirim (mW)
L = panjang serat (km)
Penyebab
attenuasi yaitu karena absorbsi serat yang terdiri dari dua
penyebab :
1.
Redaman instrinsik yaitu redaman oleh material serat (silica). Material
serat akan meredam pada frekuensi tertentu berdasarkan sifat resonansi
elektronik dan resonansi vibrasi.
2.
Redaman ekstrinsik yang terjadi oleh karena adanya ketidakmurnian oleh karena
adanya atom-atom yang tercampur seperti Fe; Cu; Co; Ni; Mn; dan Cr yang
mengakibatkan redaman kuat pada daerah panjang gelombang disekitar 0,6 sampai
dengan 1,6 μm.
Penyebab redaman yang lain adalah efek
hamburan (scattering). Hamburan ini bisa diperinci lebih jauh dengan
hamburan linier dan hamburan non linier. Selain itu penyebab attenuasi yang
lain yaitu radiasi sinyal yang disebabkan oleh karena kegagalan pantulan total
oleh lekukan/bengkokan (bending).
Redaman Saluran
Dalam
suatu transmisi optik terdapat redaman total saluran yang dinyatakan dengan
persamaan berikut:
αtot = nc. αc + αs. ns + αf.L
dimana
:
αtot = besarnya redaman total (dB)
nc
= jumlah konektor yang digunakan
αc = redaman konektor (dB)
ns
= jumlah sambungan
αs = redaman splice/sambungan (dB)
αf = redaman serat optik (dB/Km)
L
= panjang kabel optik (Km)
Link Power Budget
Pertimbangan lain yang paling penting
untuk sistem transmisi optik adalah power budget. Dengan mengurangkan
seluruh redaman optik sistem daya yang dikirimkan oleh transmitter,
perencanaan sistem serat optik memastikan bahwa sistem mempunyai daya yang
cukup untuk mengemudikan receiver pada level yang diinginkan. Parameter
– parameter link budget antara lain daya transmitter, redaman konektor,
redaman splice (sambungan), redaman serat optik dan daya receiver seperti
pada Gambar :
Daya input yang diizinkan untuk receiver
disebut dengan sensitivitas receiver dan akan tergantung pada BER (Bit
Error Ratio) tertentu. Perbedaan antara daya output transmitter dan
sensitivitas receiver disebut dengan gain. Disain suatu serat optik juga
harus menyisakan beberapa margin tambahan di atas daya input minimum receiver
untuk mengkompensasi degradasi dan fluktuasi sistem atau penggabungan
komponen-komponen tambahan ke dalam suatu rentang fiber guna penyediaan layanan
dan kapabilitas jaringan baru. Persyaratan performansi BER dan cost tergantung
dari aplikasi, dimana harga margin daya 3 sampai 10 dB[4]. Persamaan umum untuk
perencanaan power budget adalah:
Pout = Pin
+
αtot + Ms
dimna :
Pout = Daya ouput (dBm)
Pin = Daya Terima (dBm)
αtot =
Loss channel total (dB)
Ms = Sistem
margin/cadangan daya (dB)
Daya Terima
Sensitivitas penerima didefinisikan
sebagai level sinyal terima yang diterima di receiver. Untuk mencari
besar sensitivitas penerima dapat digunakan persamaan berikut yang diturunkan
dari persamaan link power budget, yaitu :
Pin = Pout – αtot - Ms
dimana :
Pin = daya terima (dBm)
Pout = daya kirim (dBm)
αtot = besarnya redaman (dB)
Ms = Margin/cadangan daya (3-10dB)
Amplifier (Penguat)
Amplifier atau penguat
berfungsi sebagai penguat sinyal transmisi. Pada tranmisi fiber optik, amplifier
lebih dikenal dengan nama optical amplifier. Optical amplifier dapat
diletakkan pada jaringan kabel serat optik dan pada perangkat transmisi seperti
DWDM.
Umumnya optical amplifier yang sering
digunakan pada transmisi optik sekarang ini adalah EDFA (Earth Doped Fiber
Amplifier) dan Raman Amplifier. Besar nilai optical amplifier disesuaikan
dengan nilai redaman yang terjadi pada transmisi dalam satuan dB. Selisih besar
nilai penguat dengan redaman sama dengan nol.
Dispersi
Dispersi merupakan peristiwa
melebarnya pulsa optik yang merambat sepanjang serat optik seperti pada Gambar
2.7[2]. Pulsa output mempunyai lebar pulasa lebih besar dari lebar pulsa input.
Dispersi suatu serat optik dinyatakan sebagai pelebaran pulsa per satuan
panjang (ns/km).
1.
Dispersi intramodal
Dispersi ini
adalah pelebaran pulsa yang terjadi dalam suatu serat optik singlemode.
Sinar yang berasal dari LED dan Laser Dioda mengandung berbagai panjang
gelombang, dan dikatakan memiliki suatu pita panjang gelombang atau lebar
spektral, dimana bila semakin besar lebar spektral sinar yang memasuki serat
optik, maka akan semakin banyak macam panjang gelombang dan semakin besar
pelebaran pulsa (distorsi sinyal) yang terjadi. Dispersi intramodal ini disebut
juga dispersi kromatik, ada dua macam dispersi intramodal, yaitu:
a. Dispersi
Pandu Gelombang
Dispersi
yang timbul karena variasi kecepatan group terhadap panjang gelombang suatu
modus.
b. Dispersi
material
Dispersi
yang terjadi karena diakibatkan adanya variasi indeks bias sebagai fungsi yang
tidak linier dari panjang gelombang.
2.
Dispersi Intermodal
Dispersi
Intermodal adalah pelebaran pulsa sebagai akibat dari perbedaan kecepatan group
axial antara satu modus dengan modus penjalaran lainnya meskipun frekuensinya
sama. Dimana untuk menempuh panjang serat yang sama, sinar yang bermodus lebih
tinggi akan lebih lambat dibandingkan dengan sinar yang bermodus lebih rendah,
sehingga terjadi pelebaran pulsa. Gangguan ini dapat ditiadakan dengan
menggunakan serat optik singlemode. Pengaruh dispersi pada kinerja dari
system transmisi fiber optik dikenal dengan intersymbol interference (ISI).
Intersymbol interference terjadi ketika peleberan pulsa yang diakibatkan
oleh dispersi menyebabkan pulsa output pada sistem menjadi overlap dan
membuatnya tidak terdeteksi. Jika sebuah pulsa input yang diakibatkan menjadi
melebar yaitu perubahan rata-rata dari input melebihi batas dispersi dari
serat, data output akan menjadi tidak dapat dibedakan.
sumber : Diktat Perkuliahan USU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar